Setelah lama bungkam mengenai keterlibatan langsung Facebook dalam revolusi Mesir yang berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak beberapa waktu yang lalu, kini Facebook tidak bisa lagi mengelak atas keterlibatan mereka dalam revolusi tersebut.
Monday, February 28, 2011
Keterlibatan Facebook Dalam Revolusi Mesir
Setelah lama bungkam mengenai keterlibatan langsung Facebook dalam revolusi Mesir yang berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak beberapa waktu yang lalu, kini Facebook tidak bisa lagi mengelak atas keterlibatan mereka dalam revolusi tersebut.
2011 Shakira Hot Actress
2011 Shakira Hot Review
2011 Shakira New Year
GREEN BAY, Wisconsin - The Colombian firecracker Shakira had just finished performing before a sell out crowd at Green Bays' Box of Snow Balls Auditorium when she received the good news.
She was informed by Tittle Tattle Tonight's Papaya Ruckusgarden that her 2011 Shakira The Firecracking Belly Dancer Nude Calendar had just hit the 3 million sales mark, eclipsing Heidi Montag's 2010 Heidi 'The Plastic Woman' Montag's Nude Calendar.
Shakira was so excited she could hardly talk. When asked to comment she smiled and merely shook her world famous hips at the record breaking speed of 124 miles per hour.
After taking a sip of some Jose Cuervo Tequila the South American beauty replied that she was honored. She giggled and said that when she was a little girl growing up in Barranquilla, Colombia she used to dream of one day appearing in a nude calendar and now her dream has finally come true.
She took another sip of tequila and said that it is just too bad that her new boyfriend could not be with her to help her celebrate this momentous occasion.
[EDITOR'S NOTE: Shakira recently broke up with Antonio De La Rua after a relationship that lasted 11 years and saw him follow her to over 145 countries watching her gyrate the hips that Larry King once called, "The Fastest Darn Hips In
Shakira informed Papaya that she will be in California in a few days where she will be autographing her calendar at the world famous La Brea Tar Pits.
The woman whose full name is Isabel Mebarak Ripoll says that she plans to give part of the profits from the sale of the calendar to the good sisters of Our Lady of The Coffee Growers Convent in Bogota, Colombia so that they can purchase some much needed new nuns habits.
Shakira was especially excited due to the fact that her brand new boyfriend 22-year-old Manchester United football (soccer) star Chicharito is flying in from England to be with her at the La Brea Tar Pits calendar signing.
Shakira World Top Singer and Dancer
Shakira images
Shakira haiti
Shakira Wolf
Shakira Sexy
Shakira Photo
Shakira
Shakira Isabel Mebarak Ripoll (born February 2, 1977), known professionally as Shakira is a Colombian singer, songwriter, musician, record producer, dancer, and philanthropist who emerged in the music scene of Colombia and Latin America in the early 1990s. Born and raised in Barranquilla, Colombia, Shakira revealed many of her talents in school as a live performer, demonstrating her vocal ability with rock and roll, Latin and Middle Eastern influences with her own original twist on belly dancing. Shakira is a native Spanish speaker and also speaks fluent English and Portuguese as well as some Italian, French and Arabic.
After commercial flops with local producers on her first two albums, and being little-known outside Colombia, Shakira decided to produce her own brand of music. In 1995 she released Pies Descalzos, which brought her great fame in Latin America and Spain, and her 1998 album ¿Dónde Están los Ladrones? was a critical success selling over 10 million copies worldwide. In 2001, aided by the worldwide success of her first English single "Whenever, Wherever", she broke through into the English-speaking world with the release of Laundry Service, which sold over 15 million copies worldwide. Four years later, Shakira released two album projects called Fijación Oral Vol. 1 and Oral Fixation Vol. 2. Both reinforced her success, particularly with the best selling song of the 2000s, "Hips Don't Lie".
She has won two Grammy Awards, seven Latin Grammy Awards, twelve Billboard Latin Music Awards and has been Golden Globe-nominated. She is also the highest-selling Colombian artist of all time, and the second most successful female Latin singer after Gloria Estefan, having sold over 60 million albums worldwide according to Sony Music. Her U.S. album sales stand at 9.6 million.
Additionally, she is the only artist from South America to reach the number-one spot on the U.S. Billboard Hot 100, the Australian ARIA chart, and the UK Singles Chart. Shakira was given a star on the Hollywood Walk of Fame in 2009, along with other celebrities such as Cameron Diaz, Robert Downey Jr, and Hugh Jackman. In the fall of 2009, Shakira released her sixth album She Wolf worldwide. Shakira was ranked the 76th artist of the 2000–10 artist of the decade by Billboard.
Shakira's "Waka Waka (This Time for Africa)", was chosen as the official song for the 2010 FIFA World Cup. The song has received generally positive critical reception, and has become a worldwide smash hit and the biggest selling World Cup song of all time. On YouTube, the English version of the music video is the 3rd most watched video of all time with over 300 million views. Her seventh studio album, the bilingual Sale el Sol, was released October 19, 2010.
Shakira's videos recently surpassed a billion views on Youtube, making her the third most-viewed artist of all time.
Misteri Gempa Yogya 2 Tahun Silam Terungkap Lewat Foto
sumber : http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/misteri-gempa-yogya-2-tahun-silam.html
Biadab, Kedok Amerika Dibalik Tragedi Tsunami Aceh Terbongkar
http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/biadab-kedok-amerika-dibalik-tragedi.html
Karlina, Sang Guru Anak-anak Orang Rimba
Wanita lajang ini menjadi guru anak Orang Rimba bergabung dengan kelompok aktivis
LSM Lingkungan Warung Informasi (WARSI). Dia sudah bergabung sejak 2009 silam, setelah setahun sebelumnya menggondol sarjana antropolog. Karlin, begitu sapaan akrabnya, memang tipe wanita yang suka petualang. Dia rela meninggalkan jauh keluarganya di Yogyakarta. Pilihannya ingin mengabdikan kemampuannya untuk anak Orang Rimba, suatu kelompok masyarakat pedalaman di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) nan jauh dari hingar bingarnya hidup di perkotaan.
"Ketika awalnya memilih pekerjaan seperti ini, sempat ada teguran dari orangtua. Ya mungkin semua orang juga berpikiran ingin hidup dan bekerja di tempat yang bersih, tidak seperti saya hidup di tengah hutan belantara," kata Karlin dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Tapi yang namanya hidup, merupakan pilihan dan kesenangan. Karlin bisa meyakinkan
pada keluarganya, bahwa alternatif yang dipilihnya sebagai bentuk tantangan tersendiri dalam hidupnya. Hatinya terpanggil ingin mengabdi tanpa pamrih pada anak Orang Rimba ini, ketikanya di bangku kuliah sempat melihat sebuah iklan di TV. Di mana sosok wanita tangguh yang dikenal dengan nama Butet -kala itu bekerja di Warsi- menjadi guru anak Rimba.
Dari sana, Karlin yang juga hobi panjat gunung ini merasa terpanggil. Dia ingin setelah meraih sarjana, kelak bisa bergabung bersama Warsi. Kelompok aktivis Warsi sendiri sejak tahun 1998 silam sudah membuat kelompok belajar alternatif untuk anak-anak Rimba itu.
Kebetulan ketika itu Warsi membuka lowongan buat tenaga pengajar bagi anak Orang Rimba. Setelah bergabung, tahap awal Karlin harus beradaptasi dengan situasi dan suasana di lingkungan hutan belantara itu. Untuk menempuh jalur ke kawasan hutan, cewek bertubuh mungil ini, harus berjalan kaki menelusuri perbukitan. Di kawasan penyanggah TNBD, memang disana ada Posko Warsi. Dari sana, Karin harus beranjak kembali menuju perkampungan Orang Rimba. Paling dekat dari Posko Warsi, dia berjalan minimal satu jam. Namun demikian masih ada kelompok Orang Rimba lainnya yang jauh di tengah kawasan hutan yang harus ditempuh berjalan kaki selama 9 jam.
"Kita tidur di Posko Warsi yang ada di pinggir taman. Orang Rimba baik-baik, bila mereka berhasil berburu, saya pasti diberi dagingnya," kata Karlin.
Awalnya, Karlin tidak membayangkan kondisi Orang Rimba yang sesungguhnya. Fakta di
lapangan, ketika pertama kali menginjakkan kaki di pemukiman Orang Rimba, dia terkejut ternyata masih ada rumah beratapkan terpal tanpa dinding. Kaum wanitanya hanya mengenakan kemben dan masih banyak anak-anak tanpa busana.
"Walau sudah banyak baca buku tentang suku-suku di Indonesia, namun masih sulit dipercaya kalau zaman sekarang masih ada komunitas marginal seperti Orang Rimba," kata Karlin yang sebelum masuk UGM merupakan tamatan dari SMK Cipta Karya, Medan
itu.
Tidak terlalu sulit memang baginya beradaptasi dengan lingkungan Orang Rimba. Ini dimungkinkan, karena aktivitas Warsi selama ini sudah cukup dekat dengan masyarakat
Rimba. Sehingga dengan membawa nama Warsi, kelompok masyarakat Rimba bisa menerima dengan terbuka.
"Senangnya mereka selalu terbuka dengan saya, mungkin karena mereka sudah percaya
sama Warsi, jadi begitu saya masuk boleh dikata tidak ada halangan yang berarti dalam bergaul dengan mereka," lanjut gadis asal Yogyakarta ini.
Tugas mengajar menulis dan berhitung dijalankannya dengan senang hati. Ada sekitar 30-an anak Rimba yang membutuhkan tegananya. Dari jumlah itu, mereka tidak satu lokasi. Mereka terdiri dari kelompok yang berbeda dan lokasi yang berbeda.
"Kebetulan anak-anak rimba sangat cepat menangkap, dan mereka sangat antusias setiap kali belajar," ujar Karlin.
Proses belajarnya, Karlin harus berdiam diri selama dua pekan di dalam hutan dua pekan lainnya beristirahat di Kota Jambi. Papan tulis dan kapur serta sejumlah buku, pena dan pensil selalu menyertainya, dalam setiap kunjungan ke komunitas Orang Rimba.
"Kalau kertasnya habis, ya kami pakai apa yang bisa untuk ditulis, kadang pakai kertas bekas bungkus rokok juga pernah," sebutnya.
Proses belajarnya pun tidak sama dengan dunia pendidikan normal yang memiliki ruangan kelas yang bagus. Anak-anak Orang Rimba ini belajar di alam terbuka. Mereka duduk bersama di bawah pohon rindang, kadangkala mereka belajar di tepi sungai. Tidak ada juga jam pelajaran sebagaimana umumnya. Perlu kesabaran ekstra agar dapat
mengumpulkan anak-anak Rimba itu.
"Kapan mereka kumpul, baru kita belajar. Jadi bisa saja belajarnya pagi, siang atau sore. Kalau malam jelas tidak bisa, karena tidak ada listrik," kata Karlin.
Dalam bertugas, tidak hanya sekadar mengajar baca dan tulis saja. Lembaga tempat dia bekerja juga melakukan advokasi untuk pendidikan anak-anak Orang Rimba. Sebagaimana misi Warsi yang juga menghubungkan Orang Rimba dengan jalur pendidikan formal, terutama untuk Orang Rimba yang berada dekat dengan fasilitas pendidikan.
"Ada juga Orang Rimba yang sudah dekat dengan pemukiman, seperti Orang Rimba di Desa Kedudung muda, mereka sekitar 2 jam perjalanan keluar rimba sudah ketemu sekolah formal. Untuk anak-anak di kelompok ini, kami usahakan mereka untuk bisa mengikuti pendidikan sekolah formal," jelas wanita berkulit kuning langsat ini.
Bagi anak-anak yang dekat dengan sekolah formal ini, rata-rata mereka telah mengikuti sekolah alternatif yang diselenggarakan Warsi. Mereka sudah bisa membaca, menulis dan berhitung serta sedikit pengetahuan umum. Kemudian mereka didaftarkan ke sekolah terdekat untuk mengikuti sekolah kelas jauh.
"Mereka kita daftarkan di sekolah formal, walau bukan langsung sekolah setiap
harinya, namun diatur jadwalnya dengan guru sekolah bersangkutan. Kemudian dipilih
tempat untuk pertemuan, biasanya dilakukan di kantor lapangan kita," tambah Karlin.
Hasilnya lumayan, dalam beberapa tahun ini anak-anak rimba sudah ada yang mengikuti
ujian persamaan UAN. "Walau belum terlalu banyak, tapi tahun kemarin sudah ada 3 orang yang lulus UN, namun sayang mereka belum lanjut ke jenjang berikutnya, lagi-lagi terkedala jarak yang jauh dengan SMP terdekat," kata Karlin.
Tidak hanya itu, sebaran Orang Rimba yang cukup luas, yang terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu di TNBD, selatan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan sepanjang jalan lintas Sumatera mulai dari batas Jambi-Sumatera Selatan sampai Batas Jambi-Sumbar. Di beberapa tempat di Jalan Lintas, Warsi juga mengadvokasikan pendidikan formal untuk anak-anak rimba. Selain langsung menghubungkan dengan pihak sekolah, staf pendidikan juga melakukan advokasi ke pemerintah.
"Bagaimana pun pendidikan hak semua orang, dan negaralah yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut, kami dari Warsi mendorong supaya negara lebih tanggap dan lebih berkomitmen untuk pendidikan Orang Rimba," ucap Karlin.
Apalagi sebagian besar Orang Rimba di jalan lintas sudah berintegrasi dengan kelompok masyarakat Melayu maupun masyarakat transmigrasi. "Sarana pendidikan sebenarnya sudah sangat dekat dengan mereka, hanya stigma yang dilekatkan kelompok masyarakat lain pada Orang Rimba seringkali menyebabkan mereka tidak diterima bersekolah di sekolah formal. Ini yang terus kami upayakan supaya negara dapat mengambil peran untuk memenuhi hak-hak masyarakat adat seperti halnya Orang Rimba," harap Karlin.
sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/105801/1580963/608/karlina-sang-guru-anak-anak-orang-rimba?nd991107608
Keterlaluan! Tahanan Wanita Dipaksa Oral Seks 3 Oknum Polisi
Jayapura - Lagi-lagi aksi anggota polisi di Papua mencoreng korps Polri. Setelah pekan lalu, 4 oknum polisi menggauli seorang ABG berumur 15 tahun, kali ini lagi-lagi ada empat oknum polisi yang bertindak tidak senonoh. Mereka memaksa seorang tahanan wanita melakukan oral seks.
Sebut saja Bunga, sang wanita itu. Dia ditangkap dan ditahan polisi sejak November 2010 karena kasus perjudian. Bunga yang tidak berdaya di tahanan itu telah mendapat perlakuan tak terpuji dari tiga oknum polisi bejat itu pada bulan November 2010, tak lama setelah masuk tahanan.
Namun, kasus ini baru terendus pers, usai Bunga dipindahkan ke sel Lembaga Pemasyarakatan (LP) Abepura.
Kapolda Papua Irjen Bekto Suprapto saat dikonfirmasi pers, Senin (28/2/2011) membenarkan perilaku memalukan bawahannya itu. Bekto menuturkan, tindakan ketiga oknum itu sungguh sangat memalukan dan mencoreng institusi. "Tindakan mereka sangat biadab dan memalukan," tegas dia.
Menurut Bekto, ketiga pelaku sudah mengakui perbuatan tercela tersebut. "Selain ketiga oknum itu sudah mengakui perbuatannya, korban juga sudah mengaku," aku dia.
Kapolda juga mengatakan bahwa ketiga pelaku sudah diberi sanksi. Namun, sayangnya, ketiga pelaku ini hanya diganjar hukuman disiplin.
sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/192725/1581586/10/keterlaluan-tahanan-wanita-dipaksa-oral-seks-3-oknum-polisi?nd991103605
Sunday, February 27, 2011
Pesta Ini Pesta Kami Rakyat Tangsel Bukan Sekedar Pesta Para Petarung
Ada masa saya tak peduli siapa para petarung itu, ada masa saya tertarik mencermati mereka satu persatu dan ada masanya saya harus menentukan pilihan karena ini Pesta Kami, Pesta Rakyat bukan Pesta Para Calon Elite Penguasa.
Pesta ini layak dinikmati, walau harap tak serta merta terwujud seperti mimpi yang diimpikan.
Ada suka, ada puja, ada hujat ada maki, semua ditabur hanya demi masa depan penuh harap.
Ada tali yang tersambung, ada utas yang terputus, tapi bukan menghilangkan keduanya, masih ada salam yang tak lekang, masih banyak kesamaan yang terlupa, masih ada sapa diatara kecam sesaat.
Pilhan ini bukan semata mencari pemenang, pilihan ini langkah awal jelang pertarungan yang sebenarnya, pertarungan panjang mengawal percaturan elite kekuasaan., pertarungan menyamakan tujuan antara Rakyat dan Pimpinannya.
Bila aku memilih A hari ini, aku memilihnya dengan bersiap untuk kecewa. Aku juga memilihnya bukan untuk selama-lamanya. Aku hanya memilihnya sebagai sarana yang saat ini kurang cacat di antara yang amat cacat – sarana sementara untuk mencegah luka lagi, meskipun pencegahan itu tak pernah pasti.Sebagai masyarakat yang menjadi obyek pecatur poltik, keadaan memaksa saya harus memahami perilaku para pelakunya, bukan ingin menjerat kekuasaan atau menjala kehidupan melaluinya.
Politik adalah tugas merambah jalan di belukar membuka celah agar keadilan itu datang. Terkadang tangan jadi kotor, hati jadi keras--dan itu menyebabkan rasa sedih tersendiri.
Di depan belukar itu, kita berjudi dengan masa depan. Siapa yang menuntut kepastian penuh dari sejarah akan mendustai diri sendiri. Selalu ada saat untuk bertindak dan memihak – juga ketika kita menolak untuk bertindak dan memihak.
Tapi pada saat yang sama juga ada saat untuk berdiri agak menjauh. Terkadang dengan ironi, terkadang dengan penyesalan, tapi selamanya dengan kesetiaan: di dunia yang berdosa, pilihan kita bisa salah, tapi tugas tak henti-hentinya memanggil dan politik selamanya meminta. Kita mungkin gagal. Meski demikian, tetap ada yang berharga yang kita perkelahikan.
(Cuplikan dari Catatan Pinggir Gunawan Muhammad/Tempo, 08 Juni 2009).
Dan dengan adanya Pilkada ini saya mulai menulis, belajar berpikir dalam rangkai kata, merajut duga dibalik kata.
Selamat Bagi Para Pemenang, Salam Buat Para Simpatisan, Salut Buat Para Petarung, Terima Kasih Buat Para Sponsor. Anda semua telah mebuat Tangsel bersinar dan kami pun bangga menjadi penghuninya.
:)
cahPamulang
Pamulang, dini hari
(menunggu hasil Real Count dengan harapan ada keajaiban diesok hari walau itu mustahil terjadi sambil menulis setelah sekian waktu menjadi jalang tak kepalang)
28 Feb 2011
Notes :
- Wangsit penulisan, GM Quote by TI , Image 3 by AW
- Catatan Pilkada versi cahPamulang dan kawan ada di http://pilkadahebat.blogspot.com/
- FB cP Tobat dibuat sebagai ganti akun ori yang ditelan jalangnya Pilkada :)
Inilah Rahasia Trik Navigasi Menakjubkan Penyu
Loggerhead turtles (penyu tempayan) berkembang biak di tepi Laut Tengah, Afrika Barat, Brasil dan sepanjang pantai tenggara Amerika Serikat.
Dalam waktu 24 jam setelah menetas, penyu itu kembali ke laut untuk memulai perjalanan menakjubkan searah jarum jam di sekitar Samudera Atlantik berjarak ribuan mil. Hebatnya, penyu betina akan kembali ke pantai untuk melihat kelahiran bayi penyu.
“Bagian paling sulit adalah melakukan navigasi terbuka di laut dalam menentukan posisi bujur atau timur ke laut,” kata ilmuwan Nathan Putman dari University of North Carolina.
Ilmuwan sebelumnya telah mengetahui makhluk ini menggunakan perubahan medan magnet bumi untuk memberi tahu mereka sisi utara ke selatan sehingga mengarahkan diri sepanjang garis lintang. Namun ilmuwan belum tahu bagaimana penyu memahami sisi bujur dari timur ke barat.
Kini ilmuwan tidak bisa lagi meremehkan kemampuan penyu. Hewan ini ternyata menggunakan medan magnet bumi untuk menciptakan sistem pemetaan mental yang mencakup empat poin utama dalam kompas yaitu utara, timur, selatan dan barat.
Para peneliti percaya penyu menciptakan pemetaan magnetic di pemikiran mereka dengan mengkombinasi informasi tentang sudut medan magnet dan intensitas magnetik.
“Meskipun banyak binatang yang mampu mendeteksi kemiringan atau intensitas magnetic saat penentuan bujur, namun penyu tempayan mampu menganalisis kedua parameter magnetik yaitu bujur dan lintang,” kata Putman lagi dalam jurnal Current Biology.
sumber : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1273212/inilah-rahasia-trik-navigasi-menakjubkan-penyu
Wow ! Kini Belajar Masak Bisa Lewat Google
Apa Anda sedang belajar memasak dan ingin menjadi seorang koki handal? Kini Google memberikan fitur ‘Recipes’ bagi Anda yang sedang belajar memasak. Seperti apa?
Fitur baru ini diluncurkan pekan ini dan berapa pada sisi kiri layar pencarian Google. Fitur ini akan mempersempit pencarian terkait berbagai macam resep makanan. Pengguna bisa mencari resep dengan memasukkan nama makanan.
Tak hanya nama makanan, pengguna juga bisa memasukkan jenis makanan itu, bumbu, atau hanya dengan menyebutkan saosnya. Kemudian, hasil pencarian akan lebih dipersempit berdasarkan bahan, waktu penyajian dan kandungan kalori.
“Kami menyadari bahwa resep masakan merupakan pencarian populer. Kami pun secara konstan berusaha meningkatkan pengalaman pencarian resep itu,” kata manajer produk proyek Recipes Google Kavi Goel.
Google melayani 10 juta pencarian resep makanan tiap hari. Menurutnya, jumlah itu cukup signifikan dan membuat Google harus memperhatikan kebutuhan para pencari resep masakan. Dalam hal ini, Google mengikuti jejak situs web pencari resep seperti Foodily dan Yummly.
Pesaingnya, mesin pencarian Bing milik Microsoft pun sudah lebih dulu memiliki fitur ini. Sementara Bing menambah fitur menyaring resep berdasar asal situs, metode memasak dan latar negara asal makanan. Google memiliki kelebihan menyertakan takaran kalori dan waktu memasak yang tepat.
Namun belum semua pengguna Google bisa memanfaatkan fitur baru ini. Recipes baru tersedia untuk Google berbahasa Inggris dan Jepang. Negara-negara lain akan segera menyusul dalam waktu dekat.
sumber : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1274572/wow-kini-belajar-masak-bisa-lewat-google
Terlalu Sadis, Australia Blokir Mortal Kombat
Lembaga Classification Board, penentu rating di Australia, menetapkan game Mortal Kombat berstatus RC alias Refused Classification. Artinya, game itu termasuk dalam game paling brutal dan dilarang diperjualbelikan.
The Register melaporkan, Australia diduga akan menghambat upaya pembelian game berstatus RC itu melalui internet. Sementara itu, pengembang game, Warner Bros, tak menerima keputusan itu.
Pengembang game itu akan melakukan banding ke pengadilan setempat. “Kami menolak Mortal Kombat karena game itu penuh adegan sadis seperti memotong bagian tubuh, memenggal kepala hingga menyobek perut,” kata juru bicara Classification Board. “Tampilan game itu pun sangat detil dan realistik,” tutupnya
sumber : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1274612/terlalu-sadis-australia-blokir-mortal-kombat
Kode Genetik Bisa Diketahui Lewat Aplikasi Ponsel
Perangkat lunak yang dikembangkan empat ilmuwan dari Bordeaux, barat daya Prancis, itu sedang dalam tahap pengembangan di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, penguraian genetik sangat dibatasi karena adanya hukum etika Prancis.
Aplikasi DNA itu mengubah data yang diperoleh dari uji DNA menjadi informasi tiga gigabytes yang siap diakses. Informasi ini akan menyorot risiko potensial kesehatan seseorang, seperti prediksi kanker payudara yang disertai peringatan dengan simbol merah.
"Aplikasi ini dirancang untuk pencegahan dan kewasapaan," kata pendiri proyek Patrick Merel.
Merel bersama rekannya mendirikan sebuah perusahaan, Portable Genomics, di Kalifornia. Di Prancis, penguraian genetik hanya bisa dilakukan oleh dokter dan untuk kepentingan medis.
Namun anggota National Ethics Council and Research Director French National Centre for Scientific Research Patrick Gaudray mengatakan bahwa data yang diperoleh dari pindai DNA tak selalu dapat diandalkan dan hanya terbatas pada aplikasi medis saja.
Meski begitu, Merel tak mengetujui pendapat Gaudray. "Gen kita adalah milik kita,” katanya. “Mengapa kita tak punya akses pada gen kita?" tutupnya.
sumber : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1274712/kode-genetik-bisa-diketahui-lewat-aplikasi-ponsel
Shauna Sand Sexy Picture in Blue Tied String Bikini
Credit: Fame Pictures
Sexy former Playboy model Shauna Sand really loves her Lucite high heel shoes.
Sand was recently captured by the local paparazzi in a very sexy string tied blue bikini with white trim and a pair of her favorite Lucite high heel shoes walking on the sands of South Beach in Florida.
Sporting her Playboy tattoo and some sexy navel jewelry, her long blond hair was flying in the windy weather.
After a bit of a walk in her Lucite high heel shoes, Shauna Sand decided it was time to remove her shoes and tackle the hot sands barefoot.
Credit: Fame Pictures
Then she choose to treat herself to a massage while relaxing on the beach.
The masseur massaged her barefoot right down to the individual toes.
She also had her head and neck done.
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
Yes, it's hard work being sexy and beautiful all the time and sometimes you just need a break and some time to relax.
For more sexy pictures of Shauna Sand in her sexy blue bikini go to the Shauna Sand Blue Bikini.
Be sure to visit the Shauna Sand Fashion News page, for a glimpse of many more of Shauna Sand sexy and unique outfits.
If you cannot see the above video or pictures in your feed reader or e-mail, go to Shauna Sand Sexy Picture in Blue Tied String Bikini.
Pilkada Hebat Tangsel: Versi LSI Juga Unggulkan Airin-Benyamin
Jakarta -Lembaga Survei Indonesia (LSI) memprediksi kemenangan pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie dalam pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan melalui hitung cepat (quick count) yang digelar lembaganya.
"Airin unggul dengan 54,31 persen sementara Arsyid memperoleh 43,4 persen," ujar Deni Irvani, peneliti LSI dalam konferensi pers yang digelar di kantor LSI, Jalan Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, sore ini (27/2). Sementara itu Yayat Sudrajat memperoleh 1,1 persen suara, dan Rodhiyah memperoleh 1,19 suara.
"Dengan demikian diprediksikan Airin dan Davnie memenangkan Pilkada dalam satu putaran, karena memperoleh lebih dari 30 persen suara," ujarnya menambahkan.
Dari hitung cepat ini, pasangan Airin-Davnie menyapu bersih kemenangan di tujuh kecamatan di Tangerang Selatan. Di Ciputat, Airin memenangi 56,67 persen suara, Ciputat Timur 52,74 persen, Pamulang 53,46 persen, Pondok Aren 54,62 persen, Serpong 51,11 persen, Serpong Utara 54,82 persen, dan Setu 58,95 persen.
Sementara itu di Ciputat kubu Arsyid memperoleh 40,26 persen, di Ciputat Timur 45,09 persen ,di Pamulang 44,04 persen, Pondok Aren 43,42 persen, Serpong 46,89 persen, Serpong Utara 43,46 persen dan Setu 38,76 persen.
Hitung cepat ini dilaksanakan dengan mengolah hasil penghitungan suara dari 410 TPS dan dianggap mampu merepresentasikan hasil penghitungan di seluruh TPS di Tangerang Selatan yang berjumlah 1890 buah.
Dalam survey ini sample dipilih dengan menggunakan metode kombinasi Stratified-Cluster Random Sampling dan toleransi kesalahan sebesar +/- 1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari 410 TPS yang direncanakan, baru 406 TPS yang bisa diolah datanya oleh LSI untuk memperoleh hasil hitung cepat. "Empat TPS datanya masih belum masuk, tapi itu tidak mempengaruhi hasil quick count," ujarnya.
Pilkada Hebat Tangsel: Untuk Sementara, PUSKAPTIS Unggulkan Airin
Jakarta -Lembaga Survei Indonesia (LSI) memprediksi kemenangan pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie dalam pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan melalui hitung cepat (quick count) yang digelar lembaganya.
"Airin unggul dengan 54,31 persen sementara Arsyid memperoleh 43,4 persen," ujar Deni Irvani, peneliti LSI dalam konferensi pers yang digelar di kantor LSI, Jalan Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, sore ini (27/2). Sementara itu Yayat Sudrajat memperoleh 1,1 persen suara, dan Rodhiyah memperoleh 1,19 suara.
"Dengan demikian diprediksikan Airin dan Davnie memenangkan Pilkada dalam satu putaran, karena memperoleh lebih dari 30 persen suara," ujarnya menambahkan.
Dari hitung cepat ini, pasangan Airin-Davnie menyapu bersih kemenangan di tujuh kecamatan di Tangerang Selatan. Di Ciputat, Airin memenangi 56,67 persen suara, Ciputat Timur 52,74 persen, Pamulang 53,46 persen, Pondok Aren 54,62 persen, Serpong 51,11 persen, Serpong Utara 54,82 persen, dan Setu 58,95 persen.
Sementara itu di Ciputat kubu Arsyid memperoleh 40,26 persen, di Ciputat Timur 45,09 persen ,di Pamulang 44,04 persen, Pondok Aren 43,42 persen, Serpong 46,89 persen, Serpong Utara 43,46 persen dan Setu 38,76 persen.
Hitung cepat ini dilaksanakan dengan mengolah hasil penghitungan suara dari 410 TPS dan dianggap mampu merepresentasikan hasil penghitungan di seluruh TPS di Tangerang Selatan yang berjumlah 1890 buah.
Dalam survey ini sample dipilih dengan menggunakan metode kombinasi Stratified-Cluster Random Sampling dan toleransi kesalahan sebesar +/- 1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari 410 TPS yang direncanakan, baru 406 TPS yang bisa diolah datanya oleh LSI untuk memperoleh hasil hitung cepat. "Empat TPS datanya masih belum masuk, tapi itu tidak mempengaruhi hasil quick count," ujarnya.
CATATAN UNTUK ARSID (9)
Pernah ada pertanyaan, apakah seorang camat itu sebenarnya lebih berperan sebagai sosok perwakilan penguasa yang birokratik dan otokratik, ataukah ia justru cenderung berfungsi sebagai bagian dari kekuatan baru yang dikehendaki agar ikut mendorong proses demokratisasi?. Saya melihatnya tiap camat memiliki peluang besar untuk ikut mendorong proses demokratisasi. Sebab kita tahu, camat—meski tak selalu mudah—adalah orang yang bertugas di garis terdepan untuk selalu bertatap muka dengan warga, hingga ia tak akan bisa menghindar dari posisinya sebagai public servant (abdi masyarakat) dalam kehidupan bernegara.
Artinya, dengan segala kemampuan yang berbeda-beda, tiap-tiap camat akan selalu dituntut untuk memiliki kemampuan serta menjalankan fungsi sebagai pemecah masalah di wilayahnya sesuai dengan prinsip-psinsip demokrasi: from the people, by the people, for the people. Dan, Arsid telah berhasil melewati “tahapan” itu dengan melihat demokrasi sebagai sebuah sarana untuk mendorong terciptanya ruang-ruang publik yang dapat digunakan oleh tiap warga yang merdeka, baik dalam arti pribadi-individual maupun kelompok, untuk menandai dirinya dari segala tujuan hidup—baik yang mayoritas maupun minoritas.
Maka tak heran bila Arsid—yang memiliki karakter nafsul mutmainnah; jiwa yang tenang dan bersih--berhasil mendorong apa yang disebut sebagai ruang yang “soliter” untuk digantikan oleh yang “solider” di kota ini. Ia berhasil membangun rasa kebersamaan yang kuat di tengah situasi kota yang terus mendorong kita untuk makin berjarak dengan banyak hal, ketika penderitaan (seakan-akan) milik masing-masing: tak punya kesempatan untuk dibagi. Ketika banyak orang melihat kemeja necis Emiglio Zegna, Ralph Lauren, atau Hugo Boss, tanpa pernah peduli siapakah nama-nama itu: apakah ia seorang desainer atau selebriti yang namanya dipinjam untuk merk.
Kita tahu, pernah ada cita-cita untuk membangun pilihan lain agar manusia bisa kembali menikmati hidup bukan sebagai komoditas belaka. Arsid berkampanye dengan menggugah kesadaran bahwa tak selamanya hal ikhwal harus melulu punya “nilai-tukar”. Ia mencoba membangun pemahaman: manusia tak selama-lamanya makhluk yang hidup dengan subyektivitasnya sendiri, melainkan juga dengan “inter-subyektivitas”—dan sebab itu, bahkan dalam keadaan berat, kita (mestinya) masih bisa menyempatkan diri untuk memikirkan perasaan orang lain.
Tapi mungkin juga yang hendak dipertahankannya adalah Tangerang Selatan sebagai ingatan yang berharga. Seperti Indonesia, sejak kanak-kanak, kita diberi rasa bangga akan sebuah negeri yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kenangan itu sangat intim dan telah menjadi bagian dari identitas kita. Kenangan tentang sebuah “Indonesia” yang merekam niat mulia yang hendak menjabat tangan orang lain yang berbeda dengan ikhlas. Toh, Arsid melihat demokrasi sebagai way of life, pandangan hidup, serta tata nilai yang mampu mendorong terbangunnya sikap egaliter dan transparan.
Saya rasa itulah jawaban mengapa pasangan Arsid-Andre memperoleh suara yang signifikan pada pilkada 13 November 2010. Keduanya tak berkonsentrasi pada “aku” sebagai pusat situasi, tapi “kita”—dengan cita-cita bersama. Arsid melawan monolog. Baginya, kemerdekaan berpikir, kemerdekaan berpendapat, akhirnya juga berarti kemerdekaan untuk jadi percakapan yang tulus, lengkap dengan kerendahan hati. Ia percaya, dalam diri tiap manusia ada yang menyebabkan orang—dengan otonomi penuh—menghormati dan mematuhi panggilan hukum moral: ketika diam-diam kita menolak suap untuk memilih kandidat tertentu, juga menolak untuk turut serta dalam rekayasa persoalan agar dapat dituduhkan ke lawan politik.
Kita tahu, siapa pun tak dapat meniadakan persaingan politik, tapi kita juga menyadari tak mungkin—juga tak boleh--ada kekuasaan yang mutlak membentuk masyarakat. Saya melihat ini sebagai sebuah sikap yang dapat diterima semua orang yang berakal-budi. Toh, dalam ketiadaan tempat berpegang, orang umumnya akan berpihak pada nurani. Kita sama-sama tahu, saat ini di Tangerang Selatan, kegelisahan bukan hanya hinggap di dada para aktivis lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok prodemokrasi, tapi juga di hati warga biasa: bahkan yang sehari-harinya membaca Esquire, Dewi atau Cosmopolitan—tapi kini merasa terpanggil untuk memikirkan sesama yang lain.
Sebab kita tahu, di kota ini, monster bernama totalitarianisme sedang merangkak keluar dari sarangnya untuk melumat apapun yang bisa dilumat, terutama demokrasi. Dan orang segera cepat merasakan ada ketidakadilan dengan tajam, terutama saat menyaksikan demokrasi—secara terbuka--sedang dirampok pelbagai kepentingan demi kuasa dan harta melalui politik uang. Kita sadar, politik yang terjangkit mental totalitarianisme akan (selalu) sulit membangun pranata hukum, bisnis, demokrasi, bahkan kekuasaan yang tahan zaman, sebab hubungan sosial yang dikedepankan adalah semangat untuk saling menjegal, bahkan menghancurkan.
Pada tataran ini, konsep persaudaraan hanya dijadikan retorika. Bagi saya, totalitarianisme mengingatkan kita pada konsep “kesatuan” yang diimani Hitler, Stalin, dan Mao—yang terasa sebagai horor. Kesatuan bisa terasa sebagai palu godam yang menghantam mereka yang disingkirkan karena dianggap tak satu golongan, tak cocok untuk ”bersatu”: mereka yang berbeda pendapat. Yang merisaukan dalam pandangan itu adalah ketika ia tak mengakui fondasi bersama manusia yang kekal dan dapat dijadikan pegangan semua.
Situasi ini tentu tak menyehatkan bagi Tangerang Selatan ke depan, dan sebab itu mesti dicegah. Hal ini menjadi penting mengingat, seperti kata Richard Goldstone dalam Human Right in Political Transitions, yakni without justice, without acknowledgement, future evil leaders will more easily be able to manipulate historic grievances: tanpa keadilan, tanpa pengakuan, pemimpin-pemimpin yang jahat di masa depan akan dapat lebih mudah memanipulasi keluhan-keluhan historis. Arsid memang sedang mencoba mengatasi kerumitan ini. Ia, bagai ninja yang menyelinap di sebuah kastil agung mencoba memulai perlawanan: menghentikan angkara murka. Dan sebab itu, kita (juga) melawan.
Mereka mungkin punya banyak uang, tapi, kita punya satu “senjata” yang paling ampuh dari senjata apapun di belahan bumi ini. Senjata itu adalah penolakan kita untuk tunduk pada otoritas “luar” selain otoritas kita sendiri. Penolakan kita pada totalitarianisme yang sedang diusung beramai-ramai di kota ini. (*)
ARU WIJAYANTO
Tangerang Selatan, 26 Februari 2011
CATATAN UNTUK ARSID (8)
Bagi saya, reformasi pendidikan adalah sebuah rekayasa besar yang tidak dapat dikerjakan setengah hati, apalagi bila hanya pada masa kampanye saja, juga bila hanya sepenggal-sepenggal. Dalam era otonomi pendidikan saat ini sebenarnya telah membuka peluang bagi sektor pendidikan di daerah agar lebih berkualitas—yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Arsid pasti memahami bahwa kepala daerah memiliki kewenangan penuh dalam menentukan kualitas pendidikan di daerahnya—bahkan hingga soal teknis seperti penentuan sistem evaluasi.
Artinya, meminjam terminologi school based management, kualitas pendidikan untuk masa mendatang memang lebih bergantung pada komitmen daerah untuk merumuskan visi dan misi di daerahnya masing-masing. Bila daerah cukup visioner dan memiliki political will yang kuat—disertai kebijakan yang mengedepankan arti penting pendidikan sebagai upaya human investment di daerah—maka kualitas praksis pendidikan akan dapat ditingkatkan sesuai harapan stakeholders.
Pertanyaannya, bagaimana sistem pendidikan yang sekiranya tepat untuk Tangerang Selatan?. Saya yakin, Arsid, seperti kita semua, akan mengawalinya dengan menggunakan parameter keberhasilan peserta didik bukan saja dari IQ (intelligence quotient)--perolehan aspek kognitif, yang tercermin dari perolehan nilai—tapi juga EQ (emotional quotient); sebuah kemampuan menahan diri, mengendalikan emosi, memahami emosi orang lain, bermotivasi tinggi, memiliki ketahanan dalam menghadapi kegagalan, dan sebagainya.
Toh, ini menjadi penting mengingat Tangerang Selatan sebagai kota multikultur, maka pendidikan yang dibangun harus berorientasi pada sistem pembelajaran dengan mengembangkan kepribadian yang dewasa, terbuka, dan toleran terhadap kultur di luar dirinya tanpa mengabaikan budaya sendiri. Ini sama artinya dengan kesadaran bahwa tiap manusia adalah pribadi-pribadi yang unik serta mempunyai bakat yang berbeda dengan yang lainnya.
*****
Saya melihat ada dua hal utama yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan upaya membangun pendidikan di Tangerang Selatan, di antaranya: (1) Sistem pendidikan yang berorientasi pada nilai (wertorientier). Ini harus diawali dengan pemahaman bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memerdekakan manusia; maka pribadi yang merdeka bukanlah yang laissez-faire, tetapi yang mampu mempertanggungjawabkan hasil kemerdekaannya. Sebuah situasi bahwa peserta didik memiliki kemampuan mengritik—juga dikritik—serta mempunyai sensibilitas dan kreativitas, yang menjadi kompetensi social dalam menyikapi nilai-nilai dasar kebersamaan.
(2) Sistem pendidikan yang berorientasi pada dunia praksis (praxisbezogen). Ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan pencerdas manusia, meski bukan berarti melulu bicara tentang “materilisasi” pendidikan yang mengedepankan konsep “siap pakai”. Saya melihat, praksis pendidikan harus diawali dengan suasana belajar-mengajar yang menggunakan metode dialogis untuk membuka pintu bagi proses pencarian kebenaran yang lebih tinggi.
Bagi saya, itulah tantangan dunia pendidikan ke depan, di mana kita harus mampu memadukan antara ilmu pengetahuan pencerdas manusia dengan ilmu humaniora yang menyentuh manusia secara menyeluruh. Ketika sekolah melahirkan manusia yang mampu menyadari dirinya sebagai makhluk sosial yang hidup dalam dimensi tanggung jawab pribadi dan sosial. Pada tataran ini, pendidikan memiliki tujuan menghasilkan manusia-manusia yang berkepribadian utuh dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh pelbagai desas-desus yang meresahkan ketenangan dalam hidup sosial.
Sebuah pemahaman bahwa manusia adalah makhluk yang tidak mudah diadu domba, tidak mudah dihasut, serta tidak mudah ditipu oleh pelbagai skenario sosial-politik yang terjadi—baik dalam skala regional maupun nasional. Toh, seperti yang pernah disinggung Arsid, ini sama artinya kita mendambakan manusia yang memiliki prinsip hidup, agar dapat membedakan apa yang bisa, boleh, dan seharusnya dilakukan. Ketika manusia (selalu) ditantang untuk berani menghadapi dan menerima perbedaan personal dan sosial: bahwa tiap manusia adalah unik.
Buat saya, apa artinya kecerdasan bila kita bersikap seperti Hitler—yang lebih mempersoalkan “identitas ethnis”?. Dalam Mein Kampf, ada kisah tentang Hitler muda. Pada suatu malam di pusat kota Wina, ia berjalan dan bertemu dengan sesosok bayangan hitam dengan rambut hitam dikepang. Hitler bertanya pada diri sendiri: “Yahudikah ini?. Setelah ia amati lebih jauh, ia kembali bertanya dalam hati: “Orang Jermankah ini?”. Hitler tak pernah berpikir apakah si Bayangan itu seorang dokter, tentara, atau seniman. Yang penting baginya hanya “identitas ethnis”.
Maka segera kita tahu: ia sesungguhnya tak memiliki kesadaran akan diri sendiri yang menyatu dengan kesadaran akan orang lain. Hitler menganggap identitas adalah sesuatu yang dibawa dari lahir, karena antagonisme yang diyakininya adalah sesuatu yang permanen. Ia lupa, identitas sebenarnya tak pernah datang sendiri. Ia hadir karena dirumuskan oleh nama dan bahasa: bangunan simbol yang disusun masyarakat—yang kadang dengan kekerasan. Bahkan ketika ada orang yang mengatakan: “Aku telah menemukan jati diriku”, sesungguhnya ia tak sadar bahwa “diri” yang “sejati” itu mustahil ia peroleh.
Di sinilah, kita terus paham mengapa kita memilih Arsid untuk menjadi pemimpin di Tangerang Selatan. Ia melihat Tangerang Selatan adalah sebuah sejarah masa depan yang berharga bukan untuk diri sendiri—dan dengan demikian memberi makna bagi hidup kita. Kota ini, baginya, adalah sebuah sejarah harapan dan pengorbanan—dari orang yang berbeda-beda, bagi orang yang berlain-lainan--yang tak merasa perlu memberi batas mutlak tentang ”luar” dan ”asing”. Ia selalu melihat bahwa masyarakat manusia juga mengandung benih-benih perkawanan. Tak cuma antagonisme. Itulah kecerdasan yang sesungguhnya dari seorang pemimpin. (*)
ARU WIJAYANTO
Bogor, 24 Februari 2011
Real Name Selena Marie Gomez American actress, singer
Enhancing her repertoire into the music industry, Gomez is the lead singer and founder of the pop band Selena Gomez & the Scene, which has released two RIAA Gold certified studio albums, Kiss & Tell and A Year Without Rain. Gomez has also contributed to the soundtracks of Tinker Bell, Another Cinderella Story and Wizards of Waverly Place after signing a record deal with Hollywood Records.
Selena Gomez Photo
Miranda kerr Fashion Style
Miranda Kerr Fashion Style
One of the most popular angels of Victoria's Secret managed to become a mesmerizing presence both on the catwalk as well as on the red carpet. Taking a closer look at Miranda Kerr's fashion style will reveal the aspiration of this rising style icon who popularizes the great designer creations on her sylph-like silhouette. From the relaxed jeans look to the high brow gowns all find their place in the model's wardrobe. Steal her style tricks to polish your fashion fantasies and sport the most flattering outfits.
26 Feb, 2010
Miranda Kerr earning the title of the 'most beautiful woman on the planet' as well as being one of the most respected sweethearts in the fashion industry succeeded to inspire millions by her personal aura as well as outfits. Her attires radiate a unique and brave approach towards the latest fashion tendencies. Shepherding the classy 'noblesse' of red carpet looks as well as adopting an all inclusive perspective to mixing various trends she is undoubtedly one of the most versatile and worth-admiring presences in entertainment.
Femininity as well as girlish innocence are what her formal appearances suggest. For the 'boring' weekdays she managed to fuel the popularity of jeans as well as other universal wardrobe staples that would characterize a Boho and low maintenance look. Skimming through the most stylish moments of Miranda Kerr's fashion style will prove to be the best idea to enrich our repertoire of clothing ideas as well as to find the right accessories and style items that would flatter our body shape.
Saturday, February 26, 2011
Inilah Aquarium Terkecil Di Dunia
Anatoly Konenko telah berekecimpung di dunia seni mikro-miniatur selama 30 tahun. Dia menulis pada butir padi, biji poppy dan bahkan rambut manusia. Pada tahun 2002, mikro bukunya berukuran kurang dari 1 mm persegi masuk Guinness Book of Records. Prestasinya yang terakhir sampai sekarang adalah perangkap tikus terkecil yang pernah ada yang benar-benar berfungsi: dengan ukuran 6mm x 3mm.
Karyanya lainnya mikro-miniatur termasuk biola untuk belalang, sebuah kafilah unta yang muat di dalam lubang jarum, sebuah huruf ditulis pada rambut, sebuah kebun binatang yang menyeimbangkan pada sayap capung dan tampilan yang paling menakjubkan dari semua ini: miniatur menara Eiffel seukuran sungut nyamuk !!!